Add me on Google+
Add me on Facebook

Perang Hati Remaja

Diposting oleh Label: di
Bel berbunyi, dan tina pun keluar dari mobil ayah nya, begitulah rutinitas dia selama duduk di bangku sma.
“heh Tin, apa gak bosen kamu berangkat bareng sama ayah terus? cantik cantik jomblo terus sih.”
“ah apa sih, jomblo juga banyak yang suka kok.”
“iya sih tapi ujung ujung nya jadian sama orang lain kan?”
“udah ah, gue mau masuk kelas dulu, daahh”
“nanti pulang biasa ya, aku dan dila punya kejutan buat kamu.”
Bel pun pulang berbunyi dan ketika itu temen sekelas Tina merayakan ulangtahun di rumah nya, Tina pun pergi dengan teman teman barunya.
“astaga, gue ada janji sama temen-temen, aku pergi dulu ya, maaf gak sampai selesai.”
Saya pun tiba di sebuah tempat dimana tempat itu adalah tempat persinggahan sebelum kita pulang ke rumah, kita bisa ngerjain pr bersama dan cerita-cerita. Namun setelah sampai disana suasananya aneh dan tersusun sebagai tempat yang romantis, ternyata teman-teman tina merencanakan sebuah makan siang, teman-temannya berpesan kepada tina.
“sebenarnya Kiko mau nembak kamu, mau cowok ganteng kan?”
“iya sih tapi dia kan nakal, pacaran sama orang baik-baik aja belum tentu boleh sama mama apalagi…”
Dila memotong “kita itu udah bela-belain kaya gini supaya kamu gak jomblo sama diphpin cowok terus.”
“tapi gue enjoy kok jomblo.”
Dila dan dan Dina serentak “jangan bohongggg! tuh ada orangnya, bersikap manis jangan kasar awas loh”.
Tina tau bahwa Kiko menunggunya salama 5 bulan lebih, namun Tina ragu karena banyak dampak negatifnya bila Tina menerima Kiko. Dan bila diingat-diingat Tina pernah mempunyai masalah dengan mantan Kiko, pokonya banyak banget jeleknya deh kalau Tina pacaran dengan Kiko.
Kiko pun datang dengan parfum yang sangat harum dan itu tidak seperti biasanya.
Kiko pun duduk
“Tina, kenapa kamu melamun?
“enggak.” Jawabnya dengan judes
“Tina, apakah kamu tidak menyadari selama ini ada yang se setia aku menunggu kamu selama 5 bulan?, tetap mengejar cintamu meskipun kamu tidak peduli?”
“ya aku tahu, maaf ya udah acuhkan kamu.”
“tin jangan mandang handphone aja dong hargain yang bicara di depan kamu tuh.”
“oh iya di bbm katanya kamu mau ngomong sesuatu, cepet dong ngomong aja, aku bakalan dengerin kok.”
“iya, aku sangat mencintai dan aku ingin menjaga mu, aku ingin jadi pacar kamu.”
“aduh aku bingung harus jawab apa!”
“bingung nolaknya ya?”
“bukan begitu, aduh gimana ya? Gini aja deh biarin waktu yang menjawabnya aja ya?
“ya udah kalau kamu nolak aku gak papa, tapi aku akan selalu setia menunggu kamu kok.”
“makasih ya.”
“ya udah aku antar pulang ya?”
“yaa jangan dong nanti tante aku lihat, kamu tahu sendiri kan aku belum boleh punya pacar?”
“jangan gitu dong Tin, kamu sudah menolak dia, diantar pulang pun tidak mau, apa kamu gak punya perasaan?” Jawabnya dengan kecewa
Tina pun menerima tawaran Kiko dengan muka cemberut dan tak berdosa.
Sesampai nya di rumah Tina mengirimkan voice note yang di dalamnya terdapat permintaan maaf Tina kepada sahabatnya, sahabatnya hanya membalas “Tina inget ya, cowok yang menjadikan kamu hanya pelampiasannya, selalu kamu harapkan, sedangkan ada cowok yang se setia itu kamu acuhkan, kamu bodoh. Dan satu lagi Kiko emang nakal, tapi itu dulu, dia sudah berubah dan itu demi kamu!.
Berhari-hari Tina bermusuhan gara-gara masalah itu, Tina pun bercerita kepada teman sebangkunya dan dia mendukung keputusan Tina untuk tidak berpacaran dengannya, karena apa? Dia tau asal usul Kiko yang nakalnya gak ketulungan, sampai sampai dia dikeluarkan dari sekolah, tapi di sisi lain tina tidak mau persahabatan nya kandas karena sebuah penolakan. Tina sudah mencoba meminta maaf berkali-berkali kepada sahabatnya agar tidak memaksakan perasaan Tina, meskipun ia tahu bahwa alasan mereka melakukan itu supaya Tina bisa mempunyai pacar dan hari harinya tidak dipenuhi dengan harapan palsu, dan ketika itu sahabat Tina memaafkan Tina meskipun persahabatan mereka tidak selekat dahulu, dan Tina menyesal telah mempertahankan ego perasaan nya dari pada persahabatannya, namun sekarang nasi sudah menjadi bubur dan tidak dapat kembali seperti dahulu.
Cerpen Karangan: maulidyani komarliawati
Posting Komentar

Back to Top